DATANG KE RUMAH TUHAN


      Oleh: Agustinus

          Ada salah seorang hakim asal Amerika mendapat undangan untuk berbicara di pertemuan bersama dengan pejabat-pejabat negara. Mulanya, pertemuan tersebut diadakan pada hari senin namun, karena sesuatu hal, pertemuan tersebut diundur menjadi hari rabu.
          Hakim ini lalu menuliskan sebuah surat yang berisikan permohonan maaf karena tidak bisa mengikuti pertemuan tersebut. Dalam surat tersebut, sang hakim menuliskan kalau alasan ia tidak bisa hadir adalah karena adanya janji pertemuan lainnya. Tidak banyak yang tau, ternyata pertemuan penting yang harus dihadiri oleh sang hakim adalah pertemuan rutin untuk berdoa di gereja. Setiap pejabat hukum disekitar tempat tinggalnya ini memang sudah berkomitmen untuk berdoa dan menyembah Tuhan  setiap hari rabu. Menurut sang hakim, pertemuan dengan Tuhan jauh lebih pentig dengan dibandingkan pertemuan dengan siapapun juga.
          Pernakah kita menolak ajakan dari seseorang karena sudah ada "janji" dahulu dengan Tuhan? Apakah kita  pernah menganggap kalau pertemuan dengan Tuhan itu jadi prioritas yang penting untuk didahulukan? apakah setiap minggunya, ketika kita pergi ke gereja  merupakan kegiatan yang dipandang penting, bukan sekedar kebiasaan? atau kadang kita tidak ke gereja karena adanya keperluan lain?. Dalam Mazmur Daud, ia mengungkapkan kalau dirinya bersukacita saat ada orang lain mengajak untuk datang ke rumah Tuhan atau bait suci. Mazmur 122:1b, " Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: ' Mari kita pergi ke rumah Tuhan.'
          Daud berkata kalau ketika kita di rumah Tuhan itulah ia bisa berdoa, beribadah dan menaikan pujian bagi Tuhan. Inilah seharusnya perasaan kita saat kita mendatangi gereja atau rumah Tuhan. Kita  seharusnya meluangkan waktu khusus untuk Tuhan, dan datang ke rumahNya dengan hati yang sukacita. Datang ke rumah Tuhan juga menumbuhkan iman karena kita bisa mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan oleh imam. Selain meyembah, memuji, mendengarkan firman Tuhan, pergi ke gereja juga membuat kita bisa bersekutu dengan saudara seiman.
          Datangnya sekali, dapatnya banyak, bukankah begitu?. Hal ini seharusnya menjadi suatu kesukaan buat kita sebagai orang percaya. Malah, buat kita sering malas pergi ke gereja, ingatlah kalau kita masih diberi kesempatan untuk bisa datang ke rumah Tuhan. Di luar sana, ada banyak ada banyak orang yang tidak bisa datang ke rumah Tuhan. Alasannya beragam, mulai dari sakit, pekerjaan, ketiadaan rumah ibadah, atau malah karena ibadah sendiri itu dilarang di tempat tinggal mereka.
           Bukankah sudah seharusnya kita mempergunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan untuk datang ke rumahnya? pertemuan dengan tuhan di gereja atau tempat ibada, bisa dikatakan sebagai sebuah pertemuan yang indah, lebih dari pada pertemuan-pertemuan lainnya. Di tahun 2019 ini, mari kita lebih bergairah lagi untuk datang beribadah di rumah Tuhan. Orang Kristiani tanpa gereja adalah seperti pelajar yang tak pernah masuk sekolah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

MajasKu

grow old with you