MUTIARA REMANGKU

MUTIARA REMANGKU

Oleh: Agustinus Tapon




P4kp33joke
3n9ek

            Disuatu malam yang sunyi, kumenyusuri sebuah lorong yang remang-remang dengan harus berlika dan liku kolam lumpur akibat hujan sore tadi. Dalam keremangan itu kuterus menyusuri lorong itu, takanku duga di persimpangan lorong itu terlihat sejumlah penungguh jalanan sedang bersendau gurau, entalah mengapa banyak yang singgah lalu pergi.
                  Kejadian ini menjadikan malam yang mampu membuat hal-hal terlarang menjadi hidup dan terus membuka tangan mereka kepada siapapun yang lew3oo

043at, hanyalah jiwa-jiwa yang tersesatkan. Disanalah senyuman lebar itu tak seperti tatapan bola mata, namun menggOrunakan topeng sebagai penutup kebohongan dan begitu meriah kejadian itu, enta apa yan44ek
Ek
9
g merasukinya, sejenak kuhembuskan

2n
0elp
E3okl4
3k99n3

Ekx
W0kdeole9.k92y
Ek
9n3k
enrokr0l
3z4o4no3o
Ike
9le
xrr00k9
E4oe
Rooe
Omrooeo33onr9
km0p
28j3p

8394k0o3o
4 kepulan asap rokok.
                 Kemarin di jalur yang sangat ini dan di dalam keremangan  itu terdapat kenikmatan yang tinggi,
"  Namun sekarang hanyalah jiwa yang kehausan diderah oleh kepedihan"
" Ya terlihat seperti kepedihan"
" Semua mencari hal yang sama, tanpa mengetahui kesia-siaan yang akan datang".
              Diantara keremangan malam dan bayang-bayang itu terdapat akan rahasia akan ketidakbahagiaan yang sedang terjadi
"Mengapa harus disini, 
"Untuk apa ini harus terjadi, dan
"Mengapa terus saja diperthankan.
Katakanlah padaku mutiara reamangku, ki
Apakah ini, pandangan semata yang terloloskan ataukah
inilah jalan bagimu jiwa-jiwa yang tersesatkan?
sejenak kubiarkan ini berlalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

MajasKu

grow old with you