PUISI DEAR MANTAN
Engkau...
Yang tak perna alpa
Namamu terus kusebut-sebut
Engkau....
Yang secara diam-diam
Rutin kubuka berand facebook dan instagrammu
untuk sekedar memastikan kabarmu
Dan hatiku merasa lega
Ketika melihatmu baik-baik saja
Dan aku makin bersemangat
Untuk terus mendoakanmu
Ketika melihatmu nampak bahagia
Dan berharap tawa senyum bahagiamu itu tak perna tanggal dari wajahmu
Bahkan saking terparahnya aku egoku sesekali dengan genit mengusik
Agar aku mengemis kepada tuhan
Segera menguba kesendirian ini
Menjadi keajaiban surga
Seperti pertemuan purnama
Kisa cinta sejati dalam novel-novel klasik
Kekuatan doa mampu menemukan alasan
Hari-hariku pilu dan sendu
Menjelma indah, berwarna
Ketika tiba-tiba saja
Tuhan mempertemukan sekali lagi aku denganmu
Maka.....
Dalam nama tuhan yesus
Semua yang pahit dan getir
Hilang seketika
Terurai kisah manis dalam kejutan kudus
Hadirmu dalam kisa ini
Bagai kisah dalam drama-drama korea
Namun....
Mungkin tuhan sedang ingin
Berlama-lama untuk mengujibiman dan keyakinanku
Setelah sekian lama
Jiwaku sekarat, menyimpan rasa besar itu
Secara diam diam
Namun ditengah kisah
Riwayatku terus dihantam
Deretan gelombang luka
Hati yang terus patah
Tak perna pupus ditikam kenyataan
Tapi keyakinanku takan goyah
Imanku takan tergodah
Maka.....
Dengan segenap jiwa
Dengan senandung rindu
Kupinta satu halbpadamu
Perempuan dengan cahaya mata
Bagai cahaya fajar pagi
Sebelum dikau beranjak pergi dari imajiku
Sebelum semuanya benar-benar tak bisa diubah dan tak berarti apa-apa
Sebelum semesta menyadarkan
Bahwa takdir tak berpihak pada kisah indah "Pulau Karang"
Maka.....
Sebelum aku belajar melupakan
Hanya satu pintaku
Tolong tanggalkan sedikit
Dari apa yang engkau miliki saat ini
Tuk kujaga dan kurawat
Minimal senyummu yang indah itu
Atau sekecup manis bibirmu
Pada bibir cangkir puisiku
Yang kelak akan menjadi saksi bisu
Pertemuan dua jiwah yang perih
Sebab....
Mengenalmu itu sesuatu
Sesuatu yang kuanggap anugerah
Dan aku sangat beruntung
Perna bertemu dan mengenalmu
Bahkan sampai memiliki sepotong kisah bersamamu
Hingga nanti dalam namanya
Penaku berhenti menulis lagi tentangmu
Maka.....
Selesai sudah
Aku dan tentangmu
Bahwa ada rindu di "Pulau Karang"
Tanah perjuangan terdidik
Dalam sekepih harapan.
Semayang, 2 Februari 2019
Aiii...mantap
BalasHapusThanks
Hapus