Cinta di Antara Jarak dan Waktu

Cinta di Antara Jarak dan Waktu



Valerya dan Agustinus tumbuh di desa kecil yang sama di pulau yang jauh dari hiruk pikuk kota besar. Mereka saling mengenal sejak kecil, bermain di ladang dan sungai yang sama. Persahabatan mereka bersemi menjadi cinta saat mereka menginjak usia remaja. Namun, seperti halnya banyak cerita cinta lainnya, hidup membawa mereka pada jalan yang berbeda.


Valerya, seorang gadis dengan hati yang lembut, memutuskan untuk merantau ke kota besar di pulau seberang untuk bekerja sebagai pengasuh anak. Pekerjaan ini memberinya kesempatan untuk membantu keluarganya di desa dan juga mengejar impiannya untuk belajar lebih banyak tentang pendidikan anak. Sementara itu, Agustinus mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di pulau yang lain. Pekerjaan ini menuntutnya untuk tinggal di perkebunan yang terpencil dan jauh dari keramaian.


Meskipun jarak memisahkan mereka, cinta mereka tetap kokoh. Setiap malam, setelah bekerja, Valerya dan Agustinus selalu meluangkan waktu untuk berbicara melalui telepon. Mereka berbagi cerita tentang hari-hari mereka, keluh kesah, dan impian yang terus mereka genggam bersama.


"Bagaimana harimu, Val?" tanya Agustinus suatu malam, suaranya terdengar lelah namun penuh perhatian.


"Anak-anak yang kuasuh hari ini sangat aktif, tapi menyenangkan. Mereka selalu membuatku tersenyum," jawab Valerya dengan tawa kecil. "Bagaimana denganmu, Gus?"


Agustinus menarik napas panjang sebelum menjawab. "Pekerjaan di perkebunan semakin berat, terutama saat musim panen. Tapi aku selalu berpikir tentangmu, itu yang membuatku kuat."


Hari-hari berlalu, dan mereka terus menjaga cinta mereka melalui surat-surat dan panggilan telepon. Suatu hari, Valerya menerima kabar bahwa ia mendapat cuti selama seminggu. Tanpa ragu, ia memutuskan untuk mengunjungi Agustinus. Perjalanan panjang dan melelahkan tidak menyurutkan semangatnya.


Ketika Valerya tiba di perkebunan, Agustinus sudah menunggunya dengan senyum lebar. Mereka berlari ke arah satu sama lain, berpelukan erat seolah tidak ingin melepaskan lagi. Selama seminggu, mereka menghabiskan waktu bersama, menikmati kebersamaan yang jarang mereka dapatkan.


"Melihatmu di sini, di tempat kerjaku, membuat semuanya terasa lebih ringan," kata Agustinus sambil menatap mata Valerya yang bersinar.


Valerya tersenyum, menyentuh wajah Agustinus dengan lembut. "Aku selalu di sini untukmu, Gus, tidak peduli seberapa jauh jarak memisahkan kita."


Mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar perkebunan, menikmati matahari terbenam bersama, dan berbicara tentang masa depan mereka. Meskipun mereka tahu bahwa mereka harus berpisah lagi setelah cuti Valerya berakhir, mereka merasa lebih kuat dan yakin bahwa cinta mereka akan selalu mampu mengatasi segala rintangan.


Pada hari terakhir cuti Valerya, mereka duduk di bawah pohon kelapa sawit, berpegangan tangan.


"Aku akan merindukanmu," kata Valerya dengan mata berkaca-kaca.


"Aku juga, tapi kita akan melewati ini bersama," jawab Agustinus dengan penuh keyakinan. "Jarak hanyalah ujian untuk cinta kita. Kita akan bertahan."


Valerya tersenyum dan mengangguk. Mereka tahu bahwa cinta mereka lebih kuat dari jarak dan waktu. Meskipun mereka harus berpisah lagi, hati mereka tetap terpaut erat, dan mereka yakin suatu hari nanti mereka akan bersatu kembali, tanpa ada lagi yang memisahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

MajasKu

grow old with you