Istriku, surgaku


Matahari mulai terbenam di ufuk barat, mewarnai langit dengan gradasi oranye dan ungu yang memukau. Di sebuah desa kecil yang tenang, seorang pria berdiri di depan rumah kayu sederhana miliknya, menatap keindahan senja dengan perasaan damai. Pria itu bernama Arya, seorang pemuda berusia tiga puluh tahun yang dikenal baik hati dan pekerja keras di desanya.

Hari itu adalah hari yang istimewa bagi Arya. Setelah bertahun-tahun bekerja keras dan menabung, akhirnya ia berhasil membangun rumah impiannya bersama istrinya, Aisyah. Aisyah adalah wanita yang sangat dicintai Arya. Dengan senyum lembut dan hati yang penuh kasih, Aisyah adalah sosok istri yang selalu mendukung dan menginspirasi Arya.

Aisyah baru saja selesai menyiapkan makan malam ketika Arya masuk ke dalam rumah. Aroma masakan yang lezat segera memenuhi ruangan, membuat perut Arya keroncongan. "Selamat datang, Mas," sapa Aisyah dengan senyum manis. "Makan malam sudah siap."

Arya tersenyum sambil menghampiri istrinya, kemudian mencium keningnya dengan lembut. "Terima kasih, Sayang. Hari ini luar biasa indah, sama seperti kamu."

Mereka berdua duduk di meja makan sederhana yang terbuat dari kayu, menikmati hidangan yang telah disiapkan Aisyah dengan penuh cinta. Sambil makan, mereka berbicara tentang hari mereka, berbagi cerita dan tawa. Kehangatan dan kebahagiaan terasa memenuhi ruangan, seolah-olah dunia di luar sana tidak lagi penting.

Setelah makan malam, Arya dan Aisyah duduk di beranda rumah mereka, menatap bintang-bintang yang mulai bermunculan di langit malam. Angin malam yang sejuk membawa aroma bunga melati dari taman kecil mereka, menambah suasana romantis malam itu.

"Aku selalu bersyukur memiliki kamu, Aisyah," kata Arya sambil menggenggam tangan istrinya erat. "Kamu adalah surgaku di dunia ini."

Aisyah tersenyum, matanya berbinar penuh cinta. "Dan kamu adalah segalanya bagiku, Arya. Bersamamu, aku merasa seperti berada di surga."

Malam itu, di bawah langit yang penuh bintang, Arya dan Aisyah berjanji untuk selalu bersama, apapun yang terjadi. Cinta mereka yang tulus dan mendalam menjadi fondasi kuat yang mengikat mereka dalam ikatan yang tak terpisahkan. Mereka tahu, apapun rintangan yang mungkin menghadang di depan, mereka akan selalu menghadapinya bersama.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

MajasKu

grow old with you