Postingan

cerpen Duka sunyi

Gambar
Duka sunyi Foto istimewa: Tapon N              Warna kuning kemerahan terhalang oleh segumpalan awan hitam yang menutupi langit bagian barat, menghalangi cahaya matahari senja yang memancarkan keagungan Yang Maha Indah. Angin senja membelai daun-daun mahoni dan menghasilkan suara yang bernyanyi tentang banyak hati yang sepi. Senja seperti begitu akrab mengenal kasunyian dan menciptakan ketakutan akan sunyi.             Disela-sela kesibukan sore, tepat menjelang matahari pulang keperaduannya, aku merenungkan kembali alasan mengapa aku mau saja datang. Ya seperti kata orang bijak “Ducunt volentem fata, nolentem trahunt”, apabila engakau setuju takdir membimbingmu, apabila tidak takdir memaksa. Vony,,,kalau kamu ada disini mungkin hanya kamu mungkin hanya kamu yang bisa membaca guratan-guratan mimipi yang terbersit seperti para musafir yang melihat oase, untuk sekedar melepaskan dahaga rindu dan jiwa yang kerontang, tetapi itu ternyata hanyalah fatamorgana.

Timor Barat In Memoria

Gambar
   Timor Barat  In Memoria 2 Tak banyak berubah. Gerbang tua dipenuhi coretan dikanan-kiri dengan warna cet yang sudah tak tentu. Aroma laut tercampur debu musim panas masih menguar di sepanjang jalan masuk. Meski kini senja. Masih penjaga yang sama dengan wajah tua terkesan angker. Hanya saja kesigapannya memberi karcis dan menerima biaya masuk telah mulai lamban. Rp 5000, harga untuk sekesempatan berwisata.                 Terlintas kembali saat naluri kepedulianmu berbicara ketika engkau mengambil alih pembayaran untuk kita. Kutelusuri jalan beraspal pecah terbungkus debu. Mungkin termakan usia atau kurang terawat. Aku berhenti pada satu titik yang menghantarku kembali untuk mencoba membuka lagi einmalig   kisah yang telah lama tertutup debu keterasinganku sendiri.                 Aku melihat banyak jejak kaki di tanah merah dekat pasir dan air laut hanya untuk mencari jejak mu yang kau tinggalkan sejak kepulangan kita. sepuluh tahun yang lalu. Kutemukan banyak

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Dalam usaha untuk mengakarkan iman dalam Gereja lokal hubungan atau relasi antara iman dan kebudayaan   sangatlah penting. Kebudayaan diakui sebagai salah satu unsur penting dalam proses tumbuh dan berkembangnya Gereja. Konsili Vatikan II memandang kebudayaan sebagai ciri pribadi manusia, bahwa ia hanya dapat menuju kepenuhan kemanusiaannya yang sejati melalui kebudayaan, yakni dengan memelihara apa yang serba baik dan bernilai pada kodratnya. [1] Dalam pendekatan budaya Gaudium et Spes bagian dua, bab dua, artikel dua berbicara tentang berbagai kaidah untuk dengan tepat mengembangkan kebudayaan. Pembahasan mengenai pembangunan kebudayaan, meliputi situasi kebudayaan zaman modern, kaidah-kaidah yang benar dalam pembangunan kebudayaan, serta dalam merencanakan tugas-tugas umat Kristen sehubungan dengan pengembangan kebudayaan. [2] Secara khusus di dalam Gaudium et Spes artikel 57 dibicarakan tentang iman dan kebudayaan. K