cerpen Duka sunyi
Duka sunyi Foto istimewa: Tapon N Warna kuning kemerahan terhalang oleh segumpalan awan hitam yang menutupi langit bagian barat, menghalangi cahaya matahari senja yang memancarkan keagungan Yang Maha Indah. Angin senja membelai daun-daun mahoni dan menghasilkan suara yang bernyanyi tentang banyak hati yang sepi. Senja seperti begitu akrab mengenal kasunyian dan menciptakan ketakutan akan sunyi. Disela-sela kesibukan sore, tepat menjelang matahari pulang keperaduannya, aku merenungkan kembali alasan mengapa aku mau saja datang. Ya seperti kata orang bijak “Ducunt volentem fata, nolentem trahunt”, apabila engakau setuju takdir membimbingmu, apabila tidak takdir memaksa. Vony,,,kalau kamu ada disini mungkin hanya kamu mungkin hanya kamu yang bisa membaca guratan-guratan mimipi yang terbersit seperti para musafir yang meliha...