HARGA DIRI


Batu bara yang hitam pekat,
terpendam dalam bumi berabad-abad,
ditambang, disaring, dihargai tinggi,
bukan kaleng-kaleng, bukan sekadar debu di tepi.

Lantas bagaimana dengan dirimu,
putih mulus bak rembulan penuh,
bodi aduhay memikat kalbu,
masa cuma dua ratus ribu?

Bukan harga yang ingin kubahas,
tapi nilai yang tak bisa dibayar tuntas,
sebab cinta bukan soal angka,
melainkan api yang menyala dalam jiwa.

Dan bila nanti kucari jawabnya,
kuselami hingga ke dasarnya,
bukan sekadar korek membara,
tapi cahaya yang takkan sirna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

Cerpen: Kain Tenun Rindu

Kepadamu, yang Selalu Kudengar