Sampai Hati Kau Lupa

 


Aku ingat setiap detik yang kita lalui,

tawa kecil di ujung senja,

janji yang kau bisikkan pelan,

katamu,

Aku takakan pernah sendirian.


Tapi lihatlah kini,

kau berjalan tanpa menoleh,

tanpa jejak, tanpa pesan,

seolah aku hanya kabut di pagi hujan.


Sampai hati kau lupa,tentang tangan 

Yang dulu kau genggam erat,

Tentang rindu yang kau janjikan 

Tak akan pudar,

Tentang aku, yang kau sebut rumah.

Tak apa, biar waktu yang menghapus,

Biar angin membawa namamu pergi,

Aku hanya ingin bertanya sekali ini,

Sampai hati kau lupa… 

Apakah aku pernah berarti?


Agustinus T

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

Cerpen: Kain Tenun Rindu

Kepadamu, yang Selalu Kudengar