Kurang dari Angka Tiga

 


Kurang dari Angka Tiga


Kita bukan satu,
bukan pula dua
kita adalah titik koma,
yang enggan menjadi akhir
namun terlalu sunyi untuk disebut awal.

Kau hadir,
seperti bayang-bayang senja
yang menggenggam cahaya,
lalu meletakkannya diam-diam di pelipisku.

Langkahmu tak pernah benar-benar pergi,
ia membekas dalam detik yang enggan berlalu.
Dan tatapmu
adalah hujan paling pelan
yang pernah jatuh di dadaku.

Kita tak pernah selesai,
tapi juga tak pernah mulai.
Seperti puisi yang lupa bait pertamanya
namun hafal rasa di baris terakhirnya.

Andai takdir mau berunding dengan waktu,
aku ingin menjadi jeda
yang kau cari
dalam setiap napas yang kau semogakan.

Dan bila cinta memang tak harus genap,
biarlah aku tetap di sini,
menjadi kurang dari angka tiga,
tapi lebih dari sekadar pernah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

Cerpen: Kain Tenun Rindu

Kepadamu, yang Selalu Kudengar