Jika Suatu Hari Kau Lelah, Nak

 Jika Suatu Hari Kau Lelah, Nak

Jika suatu hari kau lelah, Nak,

dan langkahmu terasa berat 

Meski jalan tak menanjak,

berhentilah sejenak.

Duduklah di sudut sunyi 

Yang kau percaya,

pejamkan mata, 

Dengarkan suara hatimu

yang mungkin telah lama 

Kau bisukan demi mengejar dunia.


Jika suatu hari kau lelah,

bukan karena kurang kuat,

tapi karena terlalu lama menahan segalanya sendiri.

Tak apa menangis,

air mata bukan tanda rapuh,

melainkan bukti 

Bahwa kau masih punya hati

Yang belum mati oleh kerasnya hidup.

Ketika dunia menuntutmu 

Jadi kuat tanpa celah,

Ingatlah, bahkan gunung pun tak selalu tegak

Ia dilanda hujan, longsor, badai,

Namun tetap berdiri, meski dengan luka.

Begitu pula dirimu, Nak.

Kau tak harus sempurna

Untuk tetap berharga.


Jika suatu hari kau lelah,

Dan pertanyaan tentang hidup menyesakkan dada,

Ingat: tak semua jawaban harus kau temukan hari ini.


Ada hal-hal yang Tuhan simpan rapi,

Agar kau belajar sabar,

Dan mengerti bahwa waktu pun bisa menyembuhkan.

Pulanglah, meski hanya dalam doa.

Di sana, ada namamu yang kusebut setiap malam.

Ada harap yang tak pernah padam,

bahwa kau akan baik-baik saja,

meski hari ini terasa gelap dan panjang.


Jika suatu hari kau lelah, Nak,

Ingat bahwa lelah bukan akhir dari segalanya.

Ia hanya jeda,

Tempat di mana kau belajar bernapas lagi,

Menata ulang mimpi,

dan memberi ruang untuk tumbuh lebih bijaksana.


Jangan paksa dirimu terbang setiap hari.

Ada hari untuk berlari,

Ada pula hari untuk diam dan merenung.

Dan semua itu...

boleh, Nak.

Sungguh, boleh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RELASI IMAN DAN KEBUDAYAAN DALAM TERANG DOKUMEN KONSILI VATIKAN II GAUDIUM ET SPES ARTIKEL 57

Cerpen: Kain Tenun Rindu

Kepadamu, yang Selalu Kudengar