Postingan

Engkulah cintaku, Di dalam Doaku

Gambar
  Di sini aku menunggu, sayang   Dalam sabar yang memeluk waktu   Menanti dengan hati yang setia   Engkau yang akan menjadi pilihan   Aku menanti di antara kabut pagi   Dalam senyum yang terukir dalam doa   Mengharap engkau datang   Menyongsong pintu hatiku yang terbuka   Kuimpikan masa depan bersamamu   Di bawah sinar mentari yang bersinar cerah   Engkau yang kucinta, yang kusayangi   Bersedia untuk bersamaku, menjalani hidup yang kita rancang   Takkan pudar rasa ini dalam doa   Kupegang erat janji kita bersama   Di sini aku menunggu, sayang   Untuk melangkah bersamamu dalam cinta yang abadi Akulah cinta dan sayangmu

BILA MALAM DAPAT BERCERITA

Gambar
  Di bawah rembulan yang bersinar gemilang,   Bila malam dapat bercerita,   Aku duduk termenung di tepi jendela,   Meratapi kepergianmu yang mendalam. Kisah kita terpintal dalam cahaya bulan,   Seperti benang emas yang tak terputus,   Namun kini waktu telah memisahkan,   Rasa ini terasa seperti hujan yang tak kunjung reda. Bila malam dapat bercerita,   Aku mendengar bisikan-bisikan kenangan,   Cinta yang kita rawat dengan penuh kasih,   Kini hanya tinggal dalam bayang-bayang. Di setiap senja yang menggelap,   Aku merindukan sentuhan hangatmu,   Pelukan yang pernah kita bagi bersama,   Kini tinggal kenangan dalam sunyi. Bila malam dapat bercerita,   Aku merenungkan tentang kita,   Bagaimana cinta bisa seindah bintang-bintang,   Namun juga bisa berakhir dalam gelap. Terima kasih untuk semua yang telah kita bagi,   Terima kasih untuk cinta yang kita perjuangkan,   Meski kini kita harus berjalan sendiri,   Namun kenangan kita akan tetap abadi. Bila malam dapat bercerita,   Biarkan air mata

TAKDIR LUKA HATI

 Di bawah langit kelam Takdir terpahat dalam luka hati Seperti rintik hujan yang membasahi Menyusuri reruntuhan asmara yang terkoyak Pada tiap titiknya Cerita duka tersirat dalam bayang malam Dalam gemuruh hati yang terombang-ambing Mencari arti dalam setiap kehilangan Takdir membawa pada pertemuan Yang terpisah oleh waktu dan jarak Namun luka hati tetap mengajar Bahwa cinta tak pernah seindah yang diharapkan Di balik reruntuhan itu Takdir menari dalam duka yang mengalir Mengajar kita tentang kehidupan Yang penuh dengan takdir dan luka hati

RENGGANGNYA KATA HATI

 Di antara senyap malam yang panjang, Renggangnya kata hati terasa menyayat, Seperti dawai yang terputus di tengah nada, Menyisakan senyap yang menghimpit Hening merayap, memisahkan ruang di dalam jiwa. Seakan teriris dalam duka yang merajam Dalam sunyi malam yang kelam Di relung hati, luka membeku Renggangnya kata hati tak terucap Mengalir dalam bait puisi yang lara Kau dan aku, terpisah oleh waktu dan jarak, Bagaikan hujan deras yang tak kunjung reda. Perbedaan kata, mengiris dalam diam, Sakit hati menetes dalam pelukan sepi Puisi ini, bukan sekadar rangkaian kata Tapi serpihan hati yang tergores. Seperti bayangan yang tak pernah bertemu, Renggangnya kata hati, menggugah rindu yang terpendam. Matahari dan bulan bertatap, namun tak seirama, Kata-kata terlempar, terombang-ambing di lautan perbedaan, Renggangnya kata hati, menciptakan jurang yang tak terjamah Meski kata hati terkoyak dan tersentak, Diiringi irama kehidupan yang tak terduga, Kita mencoba merajut, namun langit terasa terl

Akan kutemui cahaya, di ujung jalan.

Gambar
Di saat cinta tumbuh subur, Harapan bersemi, bahagia mengalir, Namun kini luka menganga dalam relung hati, Masa lalu merayap, merenggut segalanya. Dulu, dia ada, tunanganku yang indah, Janji manis terlantun, cinta bersemi, Namun kau, pacarnya, datang merusaknya, Meninggalkan bara yang membakar jiwa. Hatiku terbelah, luka tak terobati, Raut wajahnya terpahat dalam kenangan, Cintaku hancur, dirobek masa lalu, Engkau dan dia, memori pahit yang tak terlupa. Bukankah cinta indah itu hadirmu? Namun kau datang, menghancurkan segalanya, Aku, laki-laki yang terluka dalam diam, Menyusuri lorong-lorong pahit tak bertepi. Biarkan aku meratapi, merasakan sakitnya, Takdir yang tak adil, pilu memelukku, Namun cinta tetap, meski luka merajai, Akan kutemui cahaya, di ujung jalan. Puisi ini tentang kepedihan yang ku alami, Mengubur mimpi, merajut kembali hati yang lara, Takdir terpilu, namun cinta tak pernah padam, Bagiku, perjalanan akan ku tempuh, melangkah perlahan.

LUKA DALAM LUKA

Gambar
Di sini kutulis luka dalam luka, Dendam terpendam di balik senyum yang pahit. Cinta yang kupanjatkan, kini tlah layu, Teriris pilu oleh hasratmu yang membutakan. Engkau tancapkan duri dalam hati ini, Ragaku hancur di hadapan sikapmu yang angkuh. Kaulah sang penakluk yang tiada belas kasihan, Meninggalkan aku dalam reruntuhan asmara. Aku adalah reruntuhan cinta yang pernah tersimpan, Kau hancurkan dengan serakahnya nafsu yang kau sandarkan. Tinggallah aku dalam kesedihan yang tak terucapkan, Meratap sendiri di kegelapan yang kau tinggalkan. Namun, dari serpihan ini kuangkat kepala, Melangkah dengan langkah tegar melampaui lara. Cinta palsu yang kau tawarkan, kini kusumpahi, Kau takkan pernah memilikiku sepenuhnya lagi. Hancurkanlah aku sekali lagi, tetapi ku berdiri, Cinta palsu, kau takkan lagi mengejarku. Aku memilih untuk bangkit, mengubur luka dalam, Dan menjaga hatiku dari serangan nafsu yang membabi buta. Sembakung , 11 Juli 2024 Agustinus Tapon 

DIANTARA KERIKIL DAN BUIH

Gambar
  Laut ini bagaikan cermin, memantulkan senyuman dan kemarahan,  setiap ombak yang bergulung, setiap bisikan lembut angin. Di sini, di tepi laut yang tak pernah sepi,  aku berdiri menyaksikan kebisingan yang hening, seolah-olah hidup ini penuh kontradiksi, antara kesederhanaan dan kerumitan. Kamu, lautan, adalah cerita yang tiada habisnya, setiap ombak adalah babak baru, ada rahasia yang tersembunyi, ada kedalaman yang tak terduga. Di malam hari kau membuat keributan, bagaikan puisi yang dibuat tanpa penulis,  menyampaikan pesan dalam bahasa yang  hanya bisa dipahami oleh hati yang penuh emosi. Aku duduk di tepian diantara kerikil dan buih, mencoba membaca makna di balik ombak, Bagaikan orang yang mencari makna di tengah keramaian, kata-kata dalam kesunyian. Matahari mulai terbenam di ufuk barat, melukis langit dalam nuansa emas dan merah, melukiskan gambaran cerita yang akan segera hilang. Dan aku hanya bisa menjadi saksi di sini, bersujud di hadapan kebesaran yang tak terpaham